Nama : Natasha Rachel Oeyanda Kaunang
NIM : 180103066
Matkul : Patofisiologi
Kelas : 2A S1 Keperawatan
LKM
1 PATOFISIOLOGI
1. Injuri sel atau cedera sel merupakan suatu keadaan
dimana suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan.
2. Penyebab Injuri Sel
a.
Racun
Kimia : bahan-bahan kimia dan obat-obatan
·
Obat
terapeotik
·
Bahan
bukan obat
·
Bahan
penginfeksi, termasuk virus, ricketsia, bakteri, jamur dan parasit.
·
Reaksi
imonologic
·
Kekacauan
genetic
·
Ketidakseimbangan
nutrisi.
b.
Infeksi
: sel dapat rusak bila terkena infeksi dari virus, jamur, atau bakteri.
c.
Hipoksia
: adalah penurunan konsentrasi oksigen di dalam jaringan.
3. Adaptasi Sel : Perubahan Patofisiologi Seluler
i.
Atropi
: adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Atrofi dapat menjadi
suatu respons adaptif yang timbul sewaktu terjadi penurunan beban kerja atau
jaringan. Dengan berkurangnya beban kerja,maka kebutuhan akan oksigen dan gzi
juga berkurang. Hal ini menyebabkan sebagian besar struktur intrasel, termasuk
mitokonsria, retikulum endoplasma, vesikel intrasel, dan protein kontraktil
menyusut.
ii.
Hipertropi
: adalah bertambahnyaukuran suatu sel atau jaringan. Hal ini terjadi karena
adanya peningkatan beban kerja suatu sel yang disebabkan olehkebutuhan sel akan
oksigen dan zat gizi meningkat.
iii.
Hiperplasia
: adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ akibat peningkatan
mitosis. Ditemukan hanya pada sel yang mengalami mitosis seperti sel hati,
ginjal dan jaringan ikat. Hiperplasia dapat bersifat fisiologis, patologis,
atau dapat terjadi sebagai kompensasi terhadap kehilangan atau cedera jaringan.
iv.
Metaplasia
: adalah perubahan sel dari satu subtipe ke subtipe lainnya, biasanya terjadi
sebagai respon terhadap cedera atau iritasi kontinu yang menghasilkan
peradangan kronis pada jaringan. Sel yang mengalami metaplasia lebih mampu
bertahan terhadap iritasi dan peradangan kronik akan menggantikan jaringan
semula.
v.
Displasia
: adalah kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel yang berbeda
ukuran, bentuk, dan penampakannya dibandingkan sel asalnya.
4. Infeksi secara definisi ialah peristiwa masuk
dan penggandaan mikro-organisme (agen) di dalam tubuh pejamu (hots), sedangkan
penyakit infeksi merupakan manifestasi klinik bila terjadi kerusakan jaringan
dan/atau fungsi bila reaksi radang/imun pejamu terpanggil.
5. Faktor yang mempengaruhi infeksi :
·
Penurunan
imunitas : bila tubuh mengalami penurunan imunitas maka infeksi yang menyerang
tubuh akan cepat berkembang dan tubuh akan sulit mempertahankan keadaan
normalnya sehingga sakit.
·
Lingkungan
:
o
Faktor
ekstrinsik : seperti dokter, perawat, penderita lain, bangsal, lingkungan,
peralatan, material medis, pengunjung atau keluarga, makanan dan minuman.
·
Perkembangan
: perkembangan tubuh menjadikan faktor infeksi berkembang dalam tubuh.
6. Karakteristik Patogen :
Patogen adalah
parasit yang mampu menimbulkan penyakit pada inangnya.
Berbagai jenis
patogen termasuk bakteri, virus, protista (amuba, plasmodium, dll.), Jamur,
cacing parasit (cacing pipih dan cacing gelang), dan prion.
Sementara
patogen ini menyebabkan berbagai penyakit mulai dari yang kecil sampai yang
mengancam jiwa, penting untuk dicatat bahwa tidak semua mikroba bersifat
patogen. Faktanya, tubuh manusia mengandung ribuan spesies bakteri, jamur, dan
protozoa yang merupakan bagian dari flora normal. Mikroba ini bermanfaat dan
penting untuk pengoperasian aktivitas biologis yang tepat seperti pencernaan
dan fungsi sistem kekebalan tubuh. Mereka hanya menimbulkan masalah saat mereka
menjajah lokasi di tubuh yang biasanya bebas kuman atau ketika sistem kekebalan
tubuh terganggu. Sebaliknya, organisme patogen benar-benar memiliki satu
tujuan: bertahan dan berkembang biak dengan segala cara. Patogen secara khusus
disesuaikan untuk menginfeksi host, melewati respon kekebalan inang,
bereproduksi di dalam inang, dan melepaskan inangnya untuk ditransmisikan ke
host lain.
7. Rantai Infeksi :
Rantai infeksi adalah sebuah model yang digunakan untuk memahami proses
infeksi, berdasarkan pada model triad epidemiologi tradisional yang menyebutkan
bahwa penyakit menular merupakan hasil interaksi dari agent-host-environment.
Rantai infeksi terdiri atas: agen infeksius, reservoir , portal keluar dari
reservoir, cara penularan, dan portal masuk ke dalam host .
·
Reservoir merupakan tempat dimana agent biasanya
hidup dan memperbanyak diri ( multiplies ).
Reservoir manusia Carrier adalah orang yang tidak menampakkan gejala
penyakit, tetapi mampu menularkan penyakit kepada orang di sekitarnya. Contoh
penyakit: STD, campak, mumps , infeksi saluran nafas.
·
Portal
of exit adalah cara bagaimana patogen meninggalkan host . Biasanya portal of
exit berhubungan dengan tempat dimana patogen berada. Contoh: portal of exit
kolera adalah tinja.
·
Modes
of transmission agen yang bersifat infeksius dapat ditransmisikan dari
reservoir alaminya ke host yang suseptibel melalui berbagai cara, yang dapat
diklasiFkasikan:
·
Transmisi
langsung ( direct ) : agen infeksius ditransmisikan dari reservoir ke pejamu
suseptibel melalui kontak langsung atau percikan droplet.
o Direct contact :
terjadi melalui skin-to-skin kontak, ciuman, hubungan seksual, atau kontak
langsung dengan tanah atau tanaman yang mengandung agen infeksius. Contoh:
gonorrhea , hookworm .
o Droplet spread :
merujuk pada percikan yang banyak, pada jarak yang dekat, bisa berasal dari
bersin, batuk, atau saat berbicara. Contoh: pertussis .
·
Transmisi
tidak langsung ( indirect ) : agen infeksius ditransmisikan dari reservoir ke
pejamu melalui udara, benda, vektor.
·
Airborne
: agen infeksius bertahan lama dalam partikel (debu, droplet nuclei ) yang
berada di udara. Contoh: measles , TB.
8. Fase Infeksi (bakteri dan virus)
a.
Infeksi
Virus :
Virus ialah organisme patogen terkecil
20-300 nm yang mengandung RNA atau DNA serta memilikiselubung protein atau
capsid.
Gejala Infeksi Bakteri :
Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri
bervariasi tergantung bagian tubuh mana yang diinfeksi. Namun, gejala paling
umum adalah demam. Jika seseorang terkena infeksi bakteri di tenggorokan, maka
ia akan merasakan nyeri tenggorokan, batuk, dan sebagainya. Jika mengalami
infeksi bakteri di pencernaan, maka ia akan merasakan gangguan pencernaan
seperti diare, konstipasi, mual, atau
muntah. Dan jika mengalami infeksi pada saluran kemih, maka ia akan merasakan
keinginan buang air kecil (BAK) yang terus menerus, BAK tidak puas, atau bahkan
nyeri saat BAK.
Penyebab Infeksi Bakteri :
Bakteri merupakan organisme yang memilki
satu sel. Salah satu cara bakteri untuk menginfeksi tubuh adalah dengan
mengeluarkan toksin (racun) yand dapat merusak jaringan tubuh. Bakteri dapat
menyebabkan infeksi tenggorokan, infeksi saluran pencernaan, infeksi pernapasan
(seperti TBC), infeksi saluran kemih, hingga infeksi
genital. Terdapat empat kelompok bakteri yang dapat diklasifikasikan
berdasarkan bentuknya: Bacilli, cocci, spirochaetes, dan vibrio.
·
Bacilli berbentuk batang dengan panjang sekitar
0,03 mm. Penyakit yang biasanya disebabkan oleh bakteri berbentuk bacilli
antara lain tifoid dan sistitis.
·
Cocci berbentuk bulatan dengan diameter
sekitar 0,001 mm. Bakteri berbentuk cocci biasanya membentuk kelompok-kelompok
seperti berpasangan, membentuk garis panjang, atau berkumpul seperti anggur.
Penyakit yang biasanya disebabkan oleh bakteri cocci antara lain infeksi
stafilokokus dan gonorrhea.
Sel yang terinfeksi virus akan mengalami
perubahan, yang secara mikroskopik dapat dilihat sebagai ciri sel terinfeksi
virus berupa :
·
Pembengkakan
sel (sitoplasma menggelembung) pada sel hati.
·
Inclusion body dijumpai pada
infeksi virus Rabies pada sel neuron.
·
koilosit
(sel inti sedikit membesar dan tampak keruh) dijumpai pada infeksipapiloma
virus manusia.
·
Sel
datia (sel berinti banyak dengan sitoplasma lebar) dijumpai pada infeksi cytomegalo virus (CMV)
·
Ground class (bangunan
seperti dasar gelas yang terlihat di sitoplasma) dijumpai pada sel hari
terinfeksi virus hepatitis B yang secara imunohistokimia merupakan selubung
virus.
Patogenesis penyakit akibat infeksi
virus dapat berlangsung karena beberapa hal, seperti :
·
Sel
terinfeksi mati/nekrosis misalnya pada infeksi virus hepatitis A, yang bersifat
hepatotoksik.
·
Fungsi
sel tergangguoleh karena perubahan kecepatan metabolisme, seperti pada infeksi
rotavirus yang mengganggu sintesis protein oleh entertorit yang berfungsi
sebagai transportasi molekul dari lumen usus sehingga timbul diare.
·
Virus
melepas mediator kimiayang mengganggu fungsi sel seperti pada infeksi virus
influenza.
·
Menimlbulkan
perubahan proliferasi sel yang tidak terkontrol, seperti pada infeksi HPV yang
menimbulkan perubahan prakanker dan kanker.
·
Infeksi
laten tanpa mengganggu sel, baru kemudian pada keadaan status imunitas seluler
menurun akan menimbulkan penyakit, akibat perubahan sel lama setelah infeksi
primer, misalnya pada infeksi cytomegalo virus dan herpes simplex.
Infeksi berbagai jenis virus yang
menyebabkan penyakit sering digolongkan ke dalam sistem organ yang terkena
seperti infeksi virus pernapasan, bentuk klinik yang ditimbulkan seperti virus
yang menyebabkan eksantema, dan sifat infeksi laten virus.
Contoh virus :
·
Virus
Influenza
·
Virus
Morbili (Rubeola) Campak
·
Virus
Rubella
·
Virus
Mumps
b.
Infeksi
Bakteri :
Bakteri merupakan sel hidup terkecil.
Kebanyakan bakteri diklarifikasikan menurut komposisi dinding sel, menjadi tipe
positif gram dan negatif gram.
Gejala Infeksi :
Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi tergantung dari
tipe virus, bagian tubuh yang terinfeksi, usia dan riwayat penyakit pasien, dan
faktor lainnya. Gejala dari infeksi virus dapat mempengaruhi hampir seluruh
bagian tubuh. Gejala yang biasanya ditimbulkan antara lain gejala seperti flu
(demam, mudah lelah, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, batuk, pegal-pegal, dan
sebagainya), gangguan pencernaan (diare, mual, muntah, dsb), rash (kemerahan
di kulit), bersin-bersin, malaise, hidung berair dan tersumbat,
pembesaran kelanjar getah bening (KGB), pembengkakan tonsil, atau bahkan
turunnya berat badan.
Penyebab Infeksi :
Saat virus masuk ke dalam tubuh,
biasanya ia menginvasi sel tubuh yang normal dan mengambil alih sel untuk memproduksi
virus lainnya.Virus dapat menyebabkan penyakit yang paling ringan seperti common
cold hingga sangat berat seperti AIDS. Seperti bakteri, terdapat berbagai
bentuk virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Bentuk-bentuk virus
tersebut antara lain:
·
Icosahedral: Lapisan luarnya terdiri atas 20 sisi
datar yang memberikan bentuk seperti bola. Icosahedral merupakan bentuk yang
dimiliki oleh kebanyakan virus.
·
Helical: Lapisan luarnya membentuk seperti
batang,
·
Enveloped: Lapisan luarnya terbungkus oleh membran
yang longgar, yang dapat berubah-ubah bentuk namun biasanya sering terlihat
seperti bola.
Kompleks: Tidak memiliki lapisan luar,
tapi intinya terlapisi
9. Proses Inflamasi
Proses inflamasi
(peradangan) merupakan bagian dari respon imun (sistem kekebalan tubuh).
Mekanisme ini hanya diperlukan dalam kondisi tertentu dalam waktu yang tidak
lama. Misalnya ketika suatu bagian tubuh mengalami luka terbuka, mekanisme
inflamasi akan membantu menghilangkan sel yang rusak dan mempercepat proses
penyembuhan. Sebaliknya, saat inflamasi terjadi dalam waktu yang lebih lama
dari yang dibutuhkan, hal tersebut cenderung bersifat merugikan.
10. Tanda Inflamasi
a.
Kemerahan
(rubor)
Terjadinyawarna kemerahan ini karena
arteri yang mengedarkandarah ke daerah tersebut berdilatasi sehingga terjadi
peningkatan aliran darah ke tempat cedera (Corwin, 2008).
b.
Rasa
panas (kalor)
Rasa panas dan warna kemerahan terjadi
secara bersamaan. Dimana rasa panas disebabkan karena jumlah darah lebih banyak
di tempat radang daripadadi daerah lain di sekitar radang. Fenomena panas ini
terjadi bilaterjadi di permukaan kulit. Sedangkan bila terjadi jauh di dalam
tubuh tidak dapat kita lihat dan rasakan (Wilmana, 2007).
c.
Rasa
Sakit (dolor)
Rasa sakit akibat radang dapatdisebabkan
beberapa hal : (1) adanyaperengangan jaringan akibat adanya edema sehingga
terjadi peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa nyeri. (2) adanya
pengeluaran zat-zat kimia atau mediator nyeri seperti prostaglandin, histamin,
bradikmin yang dapat merangsang saraf-saraf perifer di sekitar radang sehingga
dirasakan nyeri (Wilmana, 2007).
d.
Pembengkakan
(tumor)
Gejala paling nyata pada peradangan
adalah pembengkakan yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan aliran darah
dan cairan ke jaringan yang mengalami cedera sehingga protein plasma dapat
keluar dari pembuluh darah ke ruang interstitium (Corwin, 2008).
e.
Fungsiolaesa
Merupakan gangguan fungsi dari jaringan
yang terkena inflamasi dan sekitarnya akibat proses inflamasi.
11. Inflamasi akut dan kronik
a.
Inflamasi
akut dimulai dalam hitungan detik atau menit ketika suatu jaringan mengalami
kerusakan. Baik itu akibat luka fisik, infeksi, atau respon imun. Inflamasi
akut dapat dipicu oleh beberapa kondisi seperti:
·
Radang
tenggorokan atau mengalami flu
·
Kulit
lecet
·
Cedera
·
Olahraga
berat
b.
Inflamasi kronis terjadi dengan mekanisme yang lebih
rumit sehingga dapat bertahan dalam hitungan tahun hingga bulan. Inflamasi
kronis bisa terjadi ketika tubuh tidak dapat menghilangkan penyebab inflamasi
akut, paparan penyebab inflamasi secara terus-menerus, dan juga bentuk respon
autoimun di mana sistem imun menyerang jaringan yang sehat.
Penyakit
yang sering berkaitan dengan inflamasi kronis diantaranya:
·
Asma
·
Tuberkulosis
·
Sinusitis kronis
·
Hepatitis kronis
12. Diagnosis inflamasi
Melalui hitung
darah dan pemeriksaan darahtepi adalah jenis pemeriksaan yang memberikan
informasi tentang sel-sel darah klien. Hitung darah lengkap digunakan sebagai
tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia, infeksi danlain
sebagainya.
Untuk menegakkan
diagnosis penyakit peradangan seperti sendi, dapat dilakukan beberapa hal
berikut untuk dapat dilakukan semuanya.
o Riwayat medis
lengkap dan pemeriksaan fisikdengan memperhatikan pola keterlibatan sendi.
o Evaluasi gejala
selain gejala sendi.
o Hasil sinar X,
tes darah,dan penelitian lain.
13. Penatalaksanaan inflamasi
Reaksi inflamasi
akan diikuti oleh upaya pemulihan jaringan, yaitu Pada tahap awal proses
penyembuhan luka, pembuluh darah akan menyempit untuk menghentikan
pendarahan. Trombosit (sel yang
berperan dalam pembekuan darah) menggumpal di area luka. Setelah pembekuan
selesai, pembuluh darah akan melebar untuk mengalirkan darah ke area luka.
Inilah alasan mengapa luka terasa hangat, membengkak, dan kemerahan.
Kemudian, sel darah putih membanjiri
daerah tersebut untuk mencegah infeksi, dengan cara menghancurkan bakteri dan
mikroba lainnya. Sel darah putih juga memproduksi senyawa kimia yang membantu
memperbaiki jaringan yang rusak. Selanjutnya sel-sel kulit yang baru tumbuh
sehingga menutup area luka.
o PENGOBATAN
Harus ingat
bahwa peradangan merupakan bagian dari proses penyembuhan. Kadang-kadang
mengurangi peradangan diperlukan, tetapi tidak selalu. Pengobatan dapat dengan
obat anti-inflamasi, seperti ibuprofen, aspirin, atau kortikosteroid.
Memberikan es
dengan membungkusnya dengan kain atau kantong es lalu diletakkan pada kulit di
mana merupakan daerah inflamasi telah terbukti mengurangi peradangan. Atlet
biasanya menggunakan pengobatan es untuk mengelola rasa sakit dan peradangan.
Peradangan bisa berkurang lebih cepat jika beristirahat, menggunakan es kompres
pada daerah yang terkena.
REFERENSI :
Sherwood, L.
1996. Fisiologi manusia:dari sel ke
sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC
Bab II Tinjauan
Pustaka dari Univ. Sumatra Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar